Matematika Ternyata Tak Seperti yang Kita Kira

Diera globalisasi ini sering kitajumpai banyak siswa yang tidak sekolah(bolos) hanya karena nanti ada pelajaran matematika saja. Ada izin kebelakang, tapi tak kujur kembali hingga jam pelajaran matematika habis. Adajuga yang dikelas tetabi ngobrol sendiri kesana kemari dan tidak mendengarkan penjelasan dar pengajar.

Mungki kita adalah salah satunya diantara mereka. karena sangkingi jengkelnya kita mengibarat kan matematika seperti sesosok monster yang kejam dang ganas. Setiap kali kita akan mengikuti pelajaran matematika, kita merasa dihantui dan terus dihantui sampai pelajaran tersebut selesai. Sehingga kita sering bolos, izin keluar yang takkujur kembali, ngobrol sendiri.

Bahkan kita sering mengamalkan do’a yang tidak semestinya. Inilah kumpulan do’a yang pernah saya dengar :

  1. Moga moga saja gurunya ngak masuk ada halangan mendadak atau sedang sakit.
  2. Semoga gurunya lupa kalau kemarin ngasih PR(Pekerjaan Rumah)
  3. Moga saja saya ngak disuruh maju untuk ngerjakan didepan.

Dari tiga diatas adalah do’a-do’a yangpaling saya dengar. Semoga kita tidak mengamalkan do’a tersebut. Mengapa harus kita amalkan tiap hari sebelum pelajaran matematika. Padahal dengan tidak sengaja kita telah mendoakan yang tidak baik untuk gurukita. Kita mendoakan sakit, agar lupa banyak halangan, dll.

Jikalau dari kepala sekolah atau guru piket yang menginformasika bahwa pengajar matematikanya ngak hadir alias jam kosong. Pasti siswa sekelas akan berteriak “ HOREEE! Pengajarnya ngak ada jadi hari ini jam kosong dong.” Suasana kelas pun jadi seperti pasar tradisional di pagi hari. Sesak penuh dengan pedagang dan penbeli. Bahkan kita tidak biasa mendengar dengan jelas, karena banyak lalulalang suara yang keras bahkan tak ada artinya.

Karena kita menggap matematika yang tidak-tidak, sehingga yang tertanam dibenak kita adalah kebencian terhadap matematika. Pasti setiap kali kita melihat matematika kita akan merasa dihatui. Sehingga ketika kita disuguhi soal yang mudah pun kita merasa kesulitan. Karena yang ada dipikiran kita saat mengerjakan adalan ketakutan sehingga kita tidak bias konsentrasi pada seal tersebut.

Kita mengganggap matematika adalah pelajaran yang menyebalkan dan membosankan. dengan alasan inlah, itulah, yang tidak logis. Karena gurunya kejam, kasar dan tak enak untuk dipandang. Harus menghafalkan rumus yang banyak dan tidak bias dipahami lagi. Tugasnya banyak. Sulit untuk dipelajari. Itu adalah beberapa contoh dari alas an yang tidak lagis tadi.

Padahal sebenarnya semua pengajar itu sangatlah baik, ramah, dan mudah dijadikan tempat curhat. Karena mereka ingin memberikan yang terbaik untuk kita. Memang ada beberapa pengajar yang wajahnya kelihatan seram dank eras. Tetapi, itu semua memang sudah dari sananya, yang sudah diatur oleh gen yang ada dalam sel tubuhnya. Memang sudah keten tuannya kok mau dirubah dirubah, ya… pastilah sulit.kayak ngak tau seberapa berapanya sel saja? Tetapi, mereka juga sama yaitu ingin memberikan yang terbaik untuk kita, meski dengan keadaan yang seperti itu.

Selain karakter dari dalam diri pengajar yang memang memiliki sifat yang keras. Ada beberapa factor yang mempenga ruhi itu. Salah satunya mungkin, ketika kita tidak bias dan kita tidak ada kemauan untuk berusaha, kita hanya cuek saja. Pastilah kita sering diberi tuga yang banyak banget. Jita sering di suruh mengerjakan di papan tulis. Dll. Sehingga kita merasa muak dengan itu semua dan menganggap semua itu adalah siksaan dan hukuman. Padahal tujuan mereka benar dan baik yaitu, agar kita menjadi bisa. Karena dengan sering belatih kita akan menjadi biasa dengan tanpa disadari.

Padahal matematiaka tak seperti itu. Matematika itu pelajaran yang mengasikkan. Selain mengasikkan pelajaran matematika sebenarnya mudah. Jika kita perhatikan dengan seksama matematika itu adalah pelajaran yang paling medan dari pada pelajaran yang lainnya.

No comments:

Post a Comment